Pengelola Wisata Banyu Panas Kurang Terbuka Pendapatan Selama Lebaran

1043
Jabar (Bumi1.com) Pengelola objek wisata Banyu Panas Gempol Palimanan Cirebon Jawa Barat kurang terbuka terkait hasil pendapatan selama lebaran, karena belum tau persis berapa jumlahnya.
 
Hal itu dikatakan Bambang
selaku pengelola obyek wisata Banyu Panas saat dikonfirmasi tentang pendapatan selama lebaran di kantor objek wisata setempat, Minggu (30/04/2023).
 
Bambang Wijayadi ketua Koprasi atau pengelola objek wisata Banyu Panas kepada Bumi1.com menjelaskan untuk tiket masuk wisata Banyu Panas dimasa libur lebaran dikenakan 20 ribu perorangnya dan pasilitas untuk pengunjung bisa berendam di sungai air panas.
 
“Kemudian nanti misalkan ada pengunjung yang ingin berendam di kolam rendam air panas itu dikenakan tiket masuk 15 ribu dan bebas sepuasnya seberapa lama berendamnya tidak dibatasi waktunya, “Kata Bambang kepada Wartawan diruang kantornya.
 
Selanjutnya untuk ke wahana-wahana permainan anak-anak kita beri nama taman tambang. Tiket masuknya 5 ribu didalam wahana taman tambang ada playingfox, Aotbon, Permainan ketangkasan, Motor ATV dan mobil kereta penumpang.
 
Untuk masing-masing wahana kita kenakan tarif 10 ribu dan tiket masuknya 5 ribu di taman tambang ini. Didalamnya terdapat kolam renang anak-anak dan bebas berenang sepuasnya tidak dipungut biaya lagi, “Ujarnya.
 
Lanjut Bambang, selain itu kita juga menyiapkan pasilitas lainya seperti Gazibo, tetapi cuma ada satu Gazibo yang ada di dalam area taman tambang yang panjangnya sekitar 15 meter.
 
Jadi sengaja kita buat dengan panjang 15 meter agar bisa menampung para pengunjung untuk beristirahat, namun pengunjung disini masih banyak yang nyewa tikar untuk lesehan.  
 
“Sewa tikar lesehan dari pengelola itu dikenakan tarif  10 ribu, untuk parkir kendaraan mobil 6 ribu dan motor 3 ribu. Wilayah wisata Banyu Panas ini milik perusahaan yang pengelola oleh Koprasi. Jadi aset-aset dan investasinya ini semua dari Koperasi, “Paparnya. 
 
Bambang menambahkan, hasil dari pendapatan dari wisata ini juga kita sisihkan untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) dikenakan sekitar 20 persen kita berikan untuk Pemerintah daerah.
 
Terkait omset pendapatan wisata kalau dihitung dengan rupiahnya kita belum tau karena belum merekap dan selesai rekapannya. Cuma kalau dilihat dari pengunjung puncaknya liburan lebaran kedua dan ketiga itu ada sekitar 1500 pengunjung yang masuk kesini, “Ungkapnya.  
 
“Tetapi semakin hari semakin berkurang pengunjungnya karena memang puncaknya di lebaran kedua dan ketiga saja. Untuk pendapatan itu saya belum bisa pastikan karena rekapitulasinya memang belum selesai.
 
Soalnya kita tidak setiap hari untuk rekapitulasi penghasilan, apa lagi sekarang petugasnya semuanya lagi konsentrasi pengelolaan operasional.
Tetapi kalau rekap hariannya sudah ada untuk jumlah pengunjung.
 
Cuma kalau untuk beberapa pendapatan rupiah yang kita terima itu masih belum bisa dipastikan jumlah omsetnya dari objek Banyu Panas, “Pungkasnya. (Roni)