Adanya Warkop Dilapangan Sribhawono Jadi Ramai Dan Aset Desa

10521

Lampung (Bumi1.com) Pedagang Warung Kopi (Warkop), gorengan dan lain – lainya di seputaran lapangan merdeka Desa Sribhawono tepatnya di jalan raya Ir.Sutami Desa Sribhawono Kecamatan Bandar Sribhawono Lampung Timur, ramai dimalam hari. Rabu (14/10/2020).

Pantauan Bumi1.com di lokasi seputaran tempat nongkrong anak -anak muda dan tempat para pedagang warung kopi dan makanan terlihat tertata dengan rapih yang berderetan tempatnya mengelilingi seputaran lapangan merdeka Desa Sribhawono.

Ketua pengurus pedagang Warung Kopi (Warkop) dan makanan diseputaran lapangan Desa Sribhawono Sugeng sekaligu pedagang Ba’pau saat dikonfirmasi mengatakan untuk potensi yang ada di lapangan Desa Sribhawono ini hanya para pedagang ini lah yang menjadi Pendapatan Aset Desa (PAD) untuk Desa Sribhawono, untuk pedagangnya sendiri bermacam-macam ada yang dagang makanan ringan, buah-buahan, Kopi serta Juz dan ada juga yang dagang gorengan.

“Untuk para pedagangnya sendiri mayoritas masyarakat Desa Sribhawono namun juga ada pedagang yang dari luar Desa Sribhawono. Untuk jumlah pedagangnya di lapangan Sribhawano ini jumlahnya ada sekitar 50 orang pedagang yang aktif berjualan di lapangan sini.”Paparnya.

Lanjut Sugeng, untuk pedagang yang memberikan inkam pada Desa seperti uang salar atau iyuran yang kita tarik setiap malamnya itu yang jelas buat kepentingan Desa, buat membayar mobil Ambulance. Selain itu juga untuk membayar petugas kebersihan dilapangan terus buat bayar lampu listrik serta masuk kekas Desa dan buat bayar petugas keamanan penitipan barang dagangan ditempat dagang. “Kata Sugeng saat memberikan penjelasan pada Bumi1.com.

Untuk besaran dana tarikan salarannya disetiap malamnya itu terkadang besarannya tidak pasti, jadi kalau buat pedang asal Desa Sribhawono itu seperti pedangan kecilnya kita tarik 5000 ribu dan kalau buat pedagang luar yang termasuk juga pedagang kecil kita tarik 6000 ribu. Kalau untuk yang retribusi bulananya itu tergantung, yang bulanan itu buat bayar listrik dan itu yang pake alat blender yang buat bikin Juz atau Pop Ice itu besaranya 100.000 ribu saja kalau cuma pake lampu aja kita tarik 60.000 ribu itu perbulannya. “Jelasnya.

“Jadi dana hasil penarikan retrebusinya itu untuk buat bayar iyuran Ambulance Desa, bahkan sekarang hampir lunas inyuran mobil Ambulancenya, terus buat bersih-bersih lapangan seperti babat rumput lapangan dan buang sampah yang ada dilapangan.

Sugeng menambahkan, untuk kedepannya mungkin akan kita tata lagi sebagus mungkin kalau bisa lebih dari tahun-tahun sebelumnya, seperti sekarangkan ada pekerjaan pager-pager yang pendek itu di keliling lapangan itu gunanya untuk menanggulangi motor-motor supaya tidak masuk kedalam tengah lapangan. Agar nantinya kalau pembeli yang mau berkunjung sambil nongkrong motornya bisa di parkir di luar dan akan diadakan tempat parkir bayar sehingga bisa menjaga ketertiban, keaman dan kenyamanan para pengunjung saat nongkrong di warung kopi (Warkop) yang ada di lapangan Sribhawono.”Ungkapnya.

Selain itu Sugeng juga berharap kepada masyarakat Desa Sribhawono khususnya para pedangan Warung Kopi (Warkop) dan pengunjung Warkop yang ada di lapangan Sribhawono agar bisa lebih mendukung supaya bisa lebih maju lagi Desa Sribhawono. Untuk para pedangan ini mulai berdagang sudah hampir 2 tahun ini berdirinya di lapangan Sribhawono, kalau dulu-dulunya biasa-biasa saja namun sekarang sudah ada kemajuan dan mulai dipadati para pedagang.

Pendapatan PAD Desa Sribhawono dari pedagang-pedagang yang ada di lapangan ini rata-rata sebelum pandemik Covid-19 Corona melanda itu bisa mencapai Rp 8.000.000 perbulannya. Yaitu buat kepentingan Desa, adapun sisa-sisa sedikit di tabung buat kas Desa jadi intinya seminim-minimnya pas kala waktu hujan itu hanya buat membayar mobil Ambulance Desa saja. “Tutupnya.

Sementara Abey Silviani pedagang Warung  Kopi (Warkop Abey) yang ada di lapangan Sribhawono saat diwawancarai mengatakan saya merasa senang sekali atas diberikan izin berjualan warung kopi di lapangan Sribhawono oleh kepala Desa, saya buka warung kopi ini dari sore hingga malam, tutup pada jam 10 malam. Saya buka Warkop hampir 1 tahun ini lamanya berjualan dan hasil berdagang warung kopi pendapatanya sendiri pas kalau lagi sepi tidak ramai pengunjung seperti pembeli di warung kopi saya, hanya mendapatkan 150.000 ribu itu di hari-hari biasa. Seperti di masa-masa pandemik Covid-19 sekarang ini, dan kalau pas sedang ramai-ramainya pengunjung pembeli pendapatan saya bisa mencapai 350.000 ribu itu biasanya di malam Sabtu dan malam Minggu.”Katanya.

Harapan saya kepada Pemerintah Desa biar lapangan Sribhawono ini tambah ramai dan di minati oleh para pengunjung, harus ada suatu bangunan yang bisa menarik para pengunjung warung kopi yang ada di lapangan Sribhawono ini. Seperti ada tulisan yang memberi simbol bahwa lapangan ini adanya tempat – tempat nongkrong dan tempat santai sambil minum kopi untuk para pengunjung.”Pintanya.

Untuk tarikan retribusi salarnya itu buat kami sebagai pedagang warung kopi (Warkop) seperti buat bayar listrik perbulannya itu sebesar 180.000 ribu dan kalau buat retibusi salaran haria-harinya itu biasanya 8000 ribu buat uang kebersihan lapangan dan buat yang bulannya itu buat penitipan barang dagangan yang ada dilapangan.”Paparnya.

Lanjutnya, bagi saya sebagai pedagang warung kopi dengan adanya retribusi tarikan bulanan dan harian yang di mintai pihak Desa tidak keberatan dan menurut saya cukup relatif retribusinya, karna saya disini bisa berjualan dan bisa mengais rezeki sehingga bisa meningkatkan perekonomian saya.

Buat para pengunjung yang sering nongkrong nyantai di warung kopi saya ini kebanyakan ada dari Desa Way Jepara, Desa Labuhan Maringgai, Desa Bandar Agung dan juga warga Desa di seputaran Kecamatan Bandar Sribhawono. Untuk keamanan sendiri alhamdulillah buat kami para pedagang dan pengunjung aman dan nyaman bagi pengunjung yang nongkrong dan nyantai di warung kopi.”Pungkasnya.

Ditempat yang sama Triwahyuni warga Desa setempat pengunjung warung kopi mengatakan saya merasa senang sekali dengan adanya tempat nongkrong dan nyantai seperti warung kopi yang ada di lapangan merdeka Sribhawono ini. “Bisa menghilangkan rasa penat dan jenuh saat bosen terdiam dirumah, jadi kalau bosen di rumah ya nongkrong di sini saja sambil minum Kopi atau Juz, karena di lapangan ini banyak pedagang bahkan macam -macam makanan dan minuman seperti makanan kerang dan minumannya itu ada Es dan Juz serta Kopi untuk harga menunya sangat ekonomis dan cukup terjangkau relatif murah tidak terlalu harus besar merogoh kocek jadi disesuaikan dengan tempatnya.

Lanjutnya, jadi kalau saya nongkrong dan nyantai disini kadang sama temen -teman kadang juga sendiri pas pulang dari kerja mampir disini, setau saya warung kopi ini berdiri sudah ada sekitar 1 tahunan dan memang lapangan merdeka Sribhawono ini dari sebelum-sebelumnya juga sudah ramai namun semenjak pandemik Covid-19 ini berkurang para pengunjungnya.”Katanya sambil senyum.

Dimusim pandemik Covid-19 terkadang takut kalau ada razia Yustisi, sebenarnya razianya itu razia himbauan untuk memakai masker buat para pedagang dan pengunjung, jaga jarak dan jangan kumpul-kumpul jadi kita harus selalu ikuti protokol kesehatan yang sudah diterapkan oleh Pemerintah. Yang pada intinya jaga kesehatan buat kita semuanya khususnya buat diri kita sendiri. “Pungkasnya.(Roni).